Jumat, Juni 21, 2013

Rokok dan Bayi Anda


Rokok mengandung 68.000 ribu racun yang dapat mengancam keselamatan janin. Ibu yang merokok saat hamil, sama dengan meracuni janinnya dengan sengaja. Termasuk ketika, calon ayah kecanduan rokok dan janin menjadi perokok pasif.


Sadar atau tidak, saat merokok, Anda memasukkan "serombongan" bahan kimia ke dalam tubuh. Jika bahan kimia di dalam makanan terserap aliran darah melalui saluran pencernaan, bahan kimia di asap rokok terserap melalui paru-paru. Demikian hal jika ibuhamil merokok, maka oksigen plus zat-zat rokok yang diserap plasenta dan disalurkan kepada janin. 


Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa merokok mengurangi aliran darah ke plasenta selama rokok dihisap dan 15 menit setelahnya. Peneliti berteori, pembuluh darah di plasenta akan menyempit sebagai respon zat kimia yang menyusup di asap rokok. Celakanya, asap rokok juga menggenjot level hormon stres sang ibu dan tekanan darah janin.

Yang mengejutkan, asap rokok ternyata "disusupi" 68.000 zat kimia beracun. Penelitian ilmiah mengungkapkan, zat beracun tersebut diantaranya karbon monoksida, sianida dan nikotin. Sianida merangsek ke plasenta dan menurunkan kemampuan bayi dalam menyerap vitamin B12. Padalah peran utama vitamin ini adalah memproduksi sel protein dan pembentukan sel darah merah. Kedua faktor ini sangat penting dalam pertumbuhan bayi. 

Penyusup lain ke plasenta adalah nikotin menyebabkan perubahan psikologis baik bagi sang ibu maupun bayi. Mempercepat denyut jantung, meningkatkan tekanan darah serta menyempitkan pembuluh darah. Merosotnya aliran darah ke rahim dan plasenta inilah yang membuat jantung bedenyut lebih cepat dalam memompa aliran darah demi menjaga kecukupan oksigen.
Jadi, kata "TIDAK" adalah jawaban mutlak untuk ibuhamil untuk merokok, juga "TIDAK" untuk menjadi perokok pasif. Tepatnya, kepada calon ayah atau keluarga yang tinggal satu rumah yang tetap merokok di sekitar ibu hamil.
Sekalipun tak merokok, paparan asap rokok dari orang lain terhadap ibu menyusui atau bayinya tetap bisa merusak kesehatan.

Perokok Pasif Beresiko. Akibat paparan asap rokok seseorang terhadap kesehatanorang lain sampai sekarang masih sering disepelekan. Selama ini, orang hanya melarang seorang wanita yang perokok karena dapat membahayakan janin maupun bayinya yang sudah lahir. Padahal, bukan hanya si ibu yang sedang menyusui saja yang perlu menghentikan merokok. Ayah maupun orang di sekitar ibu dan bayinya, juga harus menghentikan kegiatan merokok itu. Apa pasalnya? Kalau seseorang merokok, itu berarti dia hanya mengisap asap rokoknya sekitar 15 persen saja, sementara yang 85 persen lainnya dilepaskan untuk diisap para perokok pasif. Tak adil, bukan?

WHO, badan kesehatan dunia, bahkan memperkirakan hampir sekitar 700 juta anak atau sekitar setengah dari seluruh anak di dunia ini, termasuk bayi yang masih menyusu pada ibunya, terpaksa mengisap udara yang terpolusi asap rokok. Ironisnya, hal itu justru terjadi lebih banyak di dalam rumah mereka sendiri.
Nikotin masuk ke bayi. Nikotin yang ada dalam rokok terserap dengan cepat dari saluran pernapasan ke aliran pembuluh darah ibu dan langsung ditransfer ke ASI dengan cara difusi. Jika ada orang luar yang merokok di dekat bayi, maka selain nikotin terserap dari ASI ibu yang terpapar asap rokok, juga diserap langsung melalui pernapasan (udara) si kecil. Nah, nikotin pun (bersama dengan ribuan bahan beracun asap rokok lainnya) masuk ke saluran pernapasan bayi. Nikotin yang terhirup melalui saluran pernapasan dan masuk ke tubuh melalui ASI ibunya akan berakumulasi di tubuh bayi dan membahayakan kesehatanbayi. Bukan hanya itu. Nikotin ternyata juga dapat mengubah rasa ASI, dan membahayakankesehatan bayi. Biasanya, bayi akan rewel dan menolak menyusu jika ibunya baru merokok atau menghirup asap rokok. Akibat gangguan asap rokok pada bayi antara lain: muntah, diare, kolik, denyut jantung meningkat, dan lain-lain.
Penelitian membuktikan:
  • Penelitian di Santiago, Chili, menunjukkan bahwa asap rokok yang terhirup oleh ibu menyusui dapat menghambat produksi ASI. Dalam waktu tiga bulan, terlihat berat badan bayi dari ibu yang perokok atau menghirup asap rokok, juga tidak menunjukkan pertumbuhan yang optimal.
  • Asap rokok yang terpaksa diisap perokok pasif, ternyata mempunyai kandungan bahan kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan asap rokok yang diisap oleh si perokok. Hal ini karena ketika rokok sedang diisap, tembakau terbakar pada temperatur lebih rendah. Kondisi ini membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan banyak bahan kimia.
  • Asap rokok itu sendiri mengandung sekitar 3.000-an bahan kimia beracun, 43 di antaranya jelas-jelas bersifat karsinogen (penyebab kanker). Tak heran jika pengaruh asap rokok pada perokok pasif itu tiga kali lebih buruk daripada debu batu bara.
  • Berbagai penelitian membuktikan asap rokok yang ditebarkan orang lain, imbasnya bisa menyebabkan berbagai penyakit, bukan saja pada orang dewasa, tapi terutama pada bayi dan anak-anak. Mulai dari aneka gangguan pernapasan pada bayi, infeksi paru dan telinga, gangguan pertumbuhan, sampai kolik (gangguan pada saluran pencernaan bayi).
Oleh karena itu, jangan ambil risiko. Hindarkan buah hati Anda dan Anda sendiri dari asap rokok, dimana saja Anda berada!

Source : AyahBunda.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...