Senin, April 01, 2013

Kanker Serviks: Ciri-ciri, Penyebab, dan Pencegahan Kanker Serviks


Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia.

Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.



Penyebab Kanker Serviks

Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik.

Selain itu, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini. Seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin c dan vitamin e serta kurangnya asupan asam folat. Kebiasaan buruk lainnya yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah seringnya melakukan hubungan intim dengan berganti pasangan, melakukan hubungan intim dengan pria yang sering berganti pasangan dan melakukan hubungan intim pada usia dini (melakukan hubungan intim pada usia <16 tahun bahkan dapat meningkatkan resiko 2x terkena kanker serviks). Faktor lain penyebab kanker serviks adalah adanya keturunan kanker, penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang sangat lama, terlalu sering melahirkan.


Ciri-Ciri Perempuan Menderita Kanker Serviks

Kanker serviks membutuhkan proses yang sangat panjang yaitu antara 10 hingga 20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker yang pada mulanya dari sebuah infeksi. Oleh karena itu, saat tahap awal perkembangannya akan sulit untuk di deteksi. Oleh karena itu di sarankan para perempuan untuk melakukan test pap smear setidaknya 2 tahun sekali, melakukan test IVA (inspeksi visual dengan asam asetat, dll. Meskipun sulit untuk di deteksi, namun ciri-ciri berikut bisa menjadi petunjuk terhadap perempuan apakah dirinya mengidap gejala kanker serviks atau tidak:

  1. Saat berhubungan intim selaku merasakan sakit, bahkan sering diikuti pleh adanya perdarahan.
  2. Mengalami keputihan yang tidak normal disertai dengan perdarahan dan jumlahnya berlebih
  3. Sering merasakan sakit pada daerah pinggul
  4. Mengalami sakit saat buang air kecil
  5. Pada saat menstruasi, darah yang keluar dalam jumlah banyak dan berlebih
  6. Saat perempuan mengalami stadium lanjut akan mengalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami bengkak, nafsu makan menjadi sangat berkurang, berat badan tidak stabil, susah untuk buang air kecil, mengalami perdarahan spontan.
Pencegahan Kanker Serviks

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan kaum perempuan dalam hal mencegah kanker serviks agar tidak menimpa dirinya, antara lain:
1. Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan bergizi
2. Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan
3. Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor
4. Jika anda perokok, segera hentikan kebiasaan buruk ini
5. Hindari berhubungan intim saat usia dini
6. Selalu setia kepada pasangan anda, jangan bergonta-ganti apalagi diikuti dengan hubungan intim.
7. Lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun sekali, khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim
8. Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan vaksinasi HPV
Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta karotennya cukup banyak, konsumsi vitamin c dan e.
Meskipun demikian, jika anda sudah terdeteksi mengidap kanker serviks, maka ada beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan. Jika terdeteksi kanker serviks stadium awal, maka pengobatannya dilakukan dengan cara menghilangkan kanker serviks tersebut dengan cara dilakukan pembedahan, baik pembedahan laser, listrik atau dengan cara pembekuan dan membuang jaringan kanker serviks (cyrosurgery)
Untuk kasus kanker serviks stadium lanjut akan dilakukan pengobatan dengan cara kemoterapi serta radioterapi, namun jika sudah terdeteksi cukup parah, tiada lain kecuali dengan mengangkat rahim (histerektomi) secara menyeluruh agar kanker tidak berkembang.

IVA, Tes Langsung Deteksi Kanker Serviks



Mengenal Kanker Serviks atau Leher Rahim
Kanker leher rahim atau serviks merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh perempuan di Indonesia. Datarumah sakit sentral Indonesia terdapat 15.000 pasien baru kanker leher rahim setiap tahunnya, dan 8.000 diantaranya meninggal. Secara statistik, hampir setiap 1 jam terdapat 1 perempuan yang meninggal akibat kanker leher rahim. Perbandingannya, di dunia setiap 2 menit meninggal akibat kanker serviks.
Pada dasarnya, kanker ini adalah tumor ganas yang mengenai leher rahim. Kanker serviks sebabkan oleh HPV (Human Papilloma Virus) onkogenik, tipe 16 dan 18, dan mudah ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak sehat dan juga kontak tubuh lainnya.
Faktor Risiko

Anatomi organ reproduksi wanita. Leher rahim ditandai dengan kata “cervix”
Faktor risiko pendukung terjadinya kanker leher rahim di antaranya:
  • Kawin usia muda (dibawah 20 tahun)
  • Mitra seksual yang berganti-ganti
  • Infeksi pada kelamin (Infeksi Menular Seksual)
  • Banyak melahirkan anak
  • Merokok
  • Kekurangan vitamin A, C, atau E

Gejala Klinis
Kanker leher rahim tidak menimbulkan keluhan atau gejala pada tahap awal. Gejala klinis hanya terasa pada stadium kanker yang sudah lanjut, di antaranya:
  • Keputihan yang berbau dan bercampur darah
  • Pendarahan diluar haid
  • Pendarahan saat sanggama
  • Nyeri panggul
Leher rahim yang terpapar virus HPV berpotensi menjadi kanker dalam waktu 3-17 tahun, jika tidak dilakukan tindakan pencegahan.
Mencegah Kanker Serviks
Jangan menunggu sampai gejala klinis datang! Yang paling efektif, segeralah lakukan pemeriksaan untuk deteksi dini kanker leher rahim secara rutin dan berkala minimal 3 tahun sekali, dengan cara:
  • Pap Smear yang sudah dikenal masyarakat
  • Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
Apa Itu Tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)?
IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan pemberian asam asetat. Setelah dilihat posisinya, leher rahim dipulas dengan asam asetat 3-5%, selama 1 menit. Pemberian ini tidak menyakitkan dan hasilnya langsung saat itu juga dapat disimpulkan Normal (Negatif), atau Positif (ada lesi pra-kanker).
Asam asetat atau dikenal dengan asam cuka berguna mendeteksi dini kanker serviks secara mudah dan murah. Metode ini sudah dikenalkan sejak 1925 oleh Hans Hinselman dari Jerman, tetapi baru diterapkan sekitar tahun 2005. Kementerian Kesehatan RI pun sudah mengadopsinya. Cara ini selain mudah dan murah, juga memiliki keakuratan sangat tinggi dalam mendeteksi lesi atau luka prakanker, yaitu mencapai 90 persen. Deteksi dini ini tidak harus dilakukan oleh dokter, tetapi bisa dipraktikkan oleh tenaga terlatih seperti bidan di puskesmas. Dan dalam waktu sekitar 60 detik sudah dapat dilihat jika ada kelainan, yaitu munculnya plak putih pada serviks. Plak putih ini bisa diwaspadai sebagai luka prakanker.
Beberapa Keuntungan IVA (Inspeksi Visual dengan aplikasi Asam Asetat)
  1. Murah
  2. Mudah, praktis, mampu laksana
  3. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
  4. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
  5. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
  6. Kinerja tes sama dengan tes lain
  7. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya
Syarat Dilakukannya IVA Tes
  1. Sudah melakukan hubungan seksual
  2. Tidak sedang datang bulan/haid
  3. Tidak sedang hamil
  4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

Bagaimana Pelaksanaan Skrining IVA?
  1. Ruangan tertutup
  2. Meja Periksa ginekologis
  3. Sumber cahaya yang cukup untuk melihat serviks
  4. Spekulum vagina Asam asetat (3-5%)
  5. Swab Lidi kapas
  6. Sarung tangan
Teknik IVA
  1. Spekulum untuk melihat serviks yang telah dipulas dengan asam asetat 3-5%
  2. Hasil (+) pada lesi prakanker terlihat warna bercak putih disebut : ACETO WHITE EPITELIUM
  3. Tindak lanjut IVA (+) Biopsi
Kategori pemeriksaan IVA ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
  1. IVA negatif = Serviks normal.
  2. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
  3. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
  4. IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.

Tampakan Hasil Tes IVA. Sumber: CancerHelps

Kapan Harus Skrining?
Menurut WHO, skrining dilakukan pada:
  1. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
  2. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
  3. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun
  4. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun
  5. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.
Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
Bagaimana bila IVA positif?
Jika ditemukan ada kelainan pada Tes IVA, yaitu positif pra-kanker (gejala kanker), dapat diobati dengan krioterapi. Yaitu pengobatan dengan pendinginan (dengan gas dingin) efek samping ringan dan mudah diatasi.
Sumber:
  • Clark J. Cervical cancer screening. BMJ 2003
  • Nuranna L. Penanggulangan Kanker Serviks yang Sahih dan Andal dengan Model Proaktif-VO (Proaktif, Koordinatif dengan skrining IVA dan terapi Krio). Disertasi. Jakarta, Universitas Indonesia 2005
  • Hanafi I. Efektivitas Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat oleh Bidan sebagai Upaya Mendeteksi Lesi Prakanker Serviks. Tesis. Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2002
  • Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...