Sabtu, April 16, 2011

ARV VS IBU HAMIL PENGIDAP HIV AIDS

konnichiwa :")
today, i'll post about ARV and pregnant woman with HIV/AIDS. yap. penyakit yang satu ini emang layaknya duri dalam karung, kucing dalam selimut dan musuh dalam daging (??) whatever lah. ARV atau antiretroviral merupakan obat yang membunuh virus HIV menekan pertumbuhan virus dalam tubuh, obat ini bukan pembunuh ya.


ARV VS IBU HAMIL PENGIDAP HIV/AIDS

Mencegah penularan HIV dari Ibu ke Bayi atau disebut dengan PMTCT yang dalam bahasa kampoeng gue Prevention from Mother To Child Transmission.

Penggunaan obat antiretroviral pada Ibu dengan HIV :

1.Manfaat antiretroviral
2.Memperbaiki status kesehatan dan kualitas hidup
3.Menurunkan angka rawat inap akibat HIV
4.Menurunkan angka kematian terkait AIDS
5.Menurunkan terjadinya penularan dari ibu ke bayi

Penggunaan ARV selama kehamilan akan menurunkan jumlah virus dalam darah ibu dan menurunkan kemungkinan bayinya terpajan HIV.
Semua ibu hamil dengan HIV yang tidak memenuhi syarat secara medis untuk ARV Terapi (ART) harus ditawarkan ARV profilaksis untuk PMTCT.


Memulai ARV pada kehamilan

1.Apabila MEMENUHI persyaratan medis ARV terapi, mulai SECEPAT MUNGKIN berikan ARV, walaupun pada Trimester 1
2.Apabila sebelum kehamilan SUDAH menggunakan ARV terapi, TERUSKAN selama kehamilan-persalinan-nifas
3.Apabila regimen yang digunakan mengandung Efavirens (EFV)

Memenuhi syarat ART bila ibu dengan HIV serta umur kehamilan >28 minggu

 
Menunda untuk memulai ARV

Dipertimbangkan menunda mulai pemberian ARV pada kehamilan apabila :

Ibu sering mengalami mual dan muntah berlebihan (hiperemesis)
Berada pada Trimester 1 dan ibu sangat khawatir tentang risiko ARV terhadap janinnya



Kriteria syarat medis untuk terapi ARV (WHO 2006)

1.Berikan ARV pada SEMUA PASIEN dengan CD4 < 200 atau Limfosit < 1.200 sel/mm3
2.Berikan ARV pada IBU HAMIL dengan CD4 < 350 sel/mm3
3.Pertimbangkan untuk ARV pada IBU TIDAK HAMIL dengan CD4 < 350 sel/mm3
4.Berikan ARV pada SEMUA PASIEN pada stadium 4, dan stadium 3 (bila tidak tersedia pemeriksaan CD4)

2.Tetapi jika status klinis atau status imun ibu dalam keadaan SAKIT BERAT, maka manfaat ARV terapi DINI lebih baik dibanding risiko terhadap janinnya


Pemberian antiretroviral

1.Harus dalam pengawasan dokter.
2.Mengikuti Protokol Pedoman ARV Nasional 2007
3.Diberikan melalui RS Rujukan ARV
4.Perlu penjelasan tentang efek samping yang dapat terjadi
5.Post partum, ARV dilanjutkan sebagai ARV terapi untuk meningkatkan kualitas hidup ibu
6.Sebaiknya ada pendamping minum ARV, karena tingkat kepatuhan sangat menentukan efektivitas terapi ARV

***

ngomongin tentang HIV/AIDS ini gak bakalan ada habisnya deh *but i'll share to you in this post* 
baek banget ya gue, hahaha. oke, ga penting. lanjut !!
 
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang merusak kekebalan tubuh. kekebalan tubuh adalah sekumpulan sel dan zat-zat yang bertugas melawan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. istem kekebalan tubuh terdiri dari sel-sel Limfosit T (termasuk sel-sel CD4) dan sel-sel limfosit B. HIV menginfeksi CD4 dan T-Cells dan menngunakan sel-sel ini untuk berkembang biak.

Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan beberapa gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.


tahap perubahan HIV menjadi AIDS terdiri dari 4 fase yaitu :


fase 1 :
* umur infeksi 1-6 bulan
* belum terdeteksi saat tes darah
* belum terlihat gejala fisik


fase 2 :
* umur infeksi 2-10 tahun
* sudah terdeteksi tes darah
* belum terlihat gejala fisik
* sudah dapat menularkan


fase 3 :


* umur infeksi variatif
* sudah terlihat gejala (sakit)
* belum disebut AIDS

fase 4 :
* umur infeksi variatif
* muncul infeksi oportunistik
* sudah disebut AIDS


bagaimana cara penularan HIV/AIDS ?
prinsip penularan HIV/AIDS disebut dengan PRINSIP THREE ONES yaitu :
1. ada orang yang positif HIV
2. ada orang yang belum terinfeksi
3. ada kegiatan yang memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh


cara penularan HIV/AIDS

1. melalui perpindahan cairan tubuh manusia, yaitu darah, cairan vagina, air mani, dan plasma dari orang yang sudah terinfeksi kepada orang yang belum terinfeksi. pertukaran cairan kelamin dapat terjadi melalui hubungan seksual, baik heteroseksual maupun homoseksual. sedangkan pertukaran darah dapat terjadi melalui transfusi darah yang terinfeksi HIV, sharing jarum pada pengguna narkoba suntik/IDU (Injection Drugs User), tertusuk jarum yang tidak steril.

2. penularan dari ibu ke anak selama kehamilan, proses melahirkan, dan proses menyusui.
HIV terdapat dalam cairan tubuh lainnya, tetapi dalm jumlah yang tidak memungkinkan terjadinya penularan.


pada dasarnya setiap orang berisiko terinfeksi HIV

kelompok dengan perilaku berisiko tertular HIV :
1. promiskuitas (berganti-ganti pasangan seks) seperti prostitusi, penjaja seks komersial (laki-laki dan perempuan), pelanggan penjaja seks komersial, perselingkuhan.
2.  pengguna napza suntikan : menggunakan jarum suntik bersamaan/bergantian.
3. transgender : waria
4. lelaki berhubungan seks dengan lelaki : gay

kelompok dengan pekerjaan berisiko tertular HIV :
1. petugas kebersihan rumah sakit.
2. dokter yang melakukan tindakan operasi dan perawatan luka (bedah, obgin, gawat darurat, gigi, THT, mata, anestesi).
3. paramedis yang membantu tindakan operasi dan perawatan luka.
4. bidan yang menolong persalinan dan melakukan pemeriksaan ginekologi.
5. petugas laboratorium.
6. petugas transfusi darah.

kelompok yang rentan untuk tertular HIV :
dewasa dan remaja
* pasangan seksual pelanggan penjaja seks komersial, pengguna napza suntik, ODHA
* remaja dengan seksual aktif pranikah
* penerima transfusi darah

bayi dan balita
* dengan gangguan tumbuh kembang
* dengan gizi buruk
* dengan penyakit infeksi berulang
* penerima transfusi darah

HIV tidak menular melalui :


* bersentuhan, bersalaman, berpelukan
* berciuman
* keringat


* batuk, bersin
* gigitan nyamuk
* berenang bersama
* berbagi makanan
* dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...